Dalam kesunyian sudut rumah, tersembunyi sebuah kabinet tua yang menyimpan berjuta cerita. Di dalamnya, album-album berisi foto keluarga tersusun apik, menjadi saksi bisu lintasan sejarah. Album tersebut simpanan tak ternilai yang dipenuhi oleh senyum masa lalu. Terlihat foto bapak, terlihat gagah dalam balutan kemeja yang disetrika sempurna, kacamata hitam klasik, dan polesan rambut yang mengkilap. Ada juga foto ibu yang tampak anggun, dengan balutan kebaya khas era 70-an yang melengkapi pesona tak lekang waktu. Foto-foto masa kecil, yang merekam detik pertama kita belajar berdiri dan melangkah, juga berbaris dengan manis di sana. Kenangan ini, meski mungkin redup dalam ingatan kita, masih cemerlang dalam album-album foto keluarga.
Kini, di era digital, setiap foto berhak atas replika digital, dengan cadangan yang bertabur di cloud atau hard drive, siap diakses kapan saja dan dari mana saja. Setiap orang kini menjadi fotografer pribadi dengan kamera ponsel yang senantiasa bersama. Album foto lama memiliki keunikannya sendiri. Foto-foto kuno adalah artefak yang tidak bisa disalin sembarangan, dan risikonnya pun tinggi. Kerusakan sedikit saja bisa menghapus potret indah tersebut dari wujud fisiknya, begitu pula dari memori kita.
Karena itulah saatnya kita mengambil tindakan preventive. Gunakan scanner untuk hasil terbaik atau gunakan aplikasi di handphone untuk menscan foto. Albumtua sudah mencoba berbagai aplikasi dan salah satu yang terbaik adalah PhotoScan dari google. 
Foto cetak yang sudah digitalkan jadi lebih mudah untuk diakses dari manapun. Memungkinkan kita untuk membagikan kenangan itu dengan mudah, mengirimkan potret tersebut dalam detik tanpa perlu mengaduk-aduk laci atau menelusuri arsip. Lebih mudah dishare, tinggal cari dan kirim dalam hitungan detik. Sekali digitalkan foto tak akan semakin pudar, tak perlu takut lagi akan robek atau rusak. Digitalisasi juga berarti menjaga potret tetap dalam kondisi prima, tanpa harus khawatir akan sobek, kusam, atau rusak oleh waktu. Ini adalah cara kita memastikan bahwa foto-foto tua itu akan bertahan untuk generasi berikutnya.
Ambil contohnya ketika mengunjungi rumah bude di Kediri pada tahun 2010. Saat ngobrol-ngobrol bude bercerita tentang masa muda dan menunjukkan beberapa album foto tua di lemari. Ada foto bapak saya saat masih kecil, di sekitar tahun 1960. Meski ada beberapa bagian yang sudah mengelupas, foto masih dalam kondisi cukup bagus mengingat umurnya yang sudah lebih dari 30 tahun. Melihat foto itu, rasanya seperti menggali harta karun, sekaligus tersadarkan bahwa sangatlah disayangkan apabila kenangan itu diizinkan untuk pudar begitu saja. Minggu depannya saya sowan  kembali kesana lagi sambil membawa scannner dan laptop. Perlu beberapa jam untuk mendigitalkan semua koleksi foto tersebut tapi sekarang setelah 10 tahun kemudian foto-foto tua itu masih tersimpan aman di harddrive komputer. Bahkan saya sudah backup ke Google Photos agar lebih aman lagi. 
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab sebagai pelestari cerita, untuk menjaga memori keluarga. Dengan kemajuan teknologi saat ini, digitalisasikanlah kertas-kertas berharga itu. Albumtua disini sebagai mitra digitalisasi, membantu anda untuk menjaga supaya kenangan itu tetap hidup dan tak lekang oleh zaman. Mari kita transformasikan foto-foto lama anda, agar sejarah dan cerita tak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga menjadi penanda keabadian bagi masa kini dan masa depan.
Jangan tunda lagi untuk mengubah foto lama Anda menjadi format digital, dan jika Anda menemukan kerusakan atau membutuhkan layanan restorasi, Albumtua siap membantu Anda dalam memulihkan kenangan berharga tersebut.

You may also like

Back to Top